2
Latest News

Bencana Angin Kian Mengganas

Rabu, Juli 29, 2009 , Posted by JELAGA at 16.53

Pergulatan menuju kursi RI dan R2 tahap pertama selesai. Kita bersyukur semua berjalan aman dan lancar. Meski di sana sini terdapat ketidakpuasan, tetapi secara umum berlangsung tertib. Persoalannya, bagaimana kondisi alam usai pilpres ? Inilah yang menjadi sudut bahasan penulis. Betapa tidak, meski di alam manusia segalanya berjalan aman, tetapi tidak demikian halnya dengan alam gaib. Situasi alam tak kasat mata ini pada gilirannya akan berpengaruh besar terhadap kondisi alam manusia.
“Sepintas memang suasana aman-aman saja. Padahal situasi alam gaib justru sedang dalam tingkat yang membahayakan,” ujar Maulana Amansyah Malik Ibrahim (41 thn) kepada penulis.
Menurutnya, komunitas alam gaib juga memiliki kepedulian terhadap pelaksanaan pilpres di alam manusia.

Itulah sebabnya terjadi pula ketegangan dan pergesekan yang jauh lebih keras dan mematikan dibandingkan yang terjadi pada manusia.

“Apa yang menyebabkan hal itu? Apakah makhluk gaib memiliki kepentingan terhadap hajat pemilu manusia?” Tanya penulis.

“Ya, tentu saja ada. Sepintas memang tidak ada kaitan urusan manusia dengan makhluk gaib. Tetapi kalau ditelusuri lebih dalam, makhluk gaib justru sangat berkepentingan dengan urusan manusia,” jawab pria yang gemar mengkaji tafsir alam raya ini.

Amansyah menjelaskan, komunitas makhluk gaib memiliki persamaan dengan manusia dalam hal keyakinan terhadap agama. Ada yang percaya kepada Tuhan, tetapi ada pula yang tidak. Di samping itu ada manusia yang percaya kekuatan-kekuatan gaib yang dapat membantu urusan manusia memenuhi hajatnya.

Ini tergambar dalam banyak tradisi yang memuja makhluk gaib dan gemar melakukan ritual di makam, gunung atau tepi pantai.
Di sisi lain, manusia yang percaya kepada Tuhan senantiasa menolak bentuk-bentuk ritual pemujaan terhadap makhluk gaib. Selain dikategorikan syirik, perbuatan itu tidak mendatangkan manfaat apapun. Dalam konteks pemilihan umum, tentu ada salah satu calon yang massa pendukungnya memiliki kecenderungan terhadap hal-hal gaib atau klenik, tetapi ada pula yang massa pendukungnya selalu berpegang pada syariah agama.
“Di sinilah letak persoalannya. Di kalangan makhuk gaib terdapat pula 2 kelompok yang berbeda semacam ini. Ada kelompok gaib yang berpegang pada syariah dan ada kelompok yang berlawanan. Mereka pun saling bersitegang yang berujung terjadinya pertarungan mematikan,” kilah Amansyah.

“Mereka bertarung keras diberbagai tempat. Tentu saja pertarungan ini tidak dapat dilihat manusia. Tetapi sebenarnya manusia dapat merasakan efeknya,” lanjutnya.

“Apa yang dapat dirasakan manusia?”Tanya penulis.

“Udara terasa lebih panas dari biasanya. Sepintas hal ini seperti urusan perubahan iklim saja. Padahal terkait langsung dengan situasi alam gaib,”jawabnya sambil tersenyum.
Lebih jauh dikatakan, panasnya udara ini seringkali dianggap sebagai akibat pemanasan global.Tetapi tidak sepenuhnya benar. Ada yang merupakan akibat dari situasi alam gaib yang juga sedang memanas.


BENCANA ANGIN

Di samping terjadinya udara panas akibat perseteruan dikalangan makhluk gaib, efek lain yang dirasakan manusia adalah terjadinya perubahan arah angin yang tidak menentu.

“Efek arah angin ini juga sebagai akibat situasi alam gaib yang memanas. Keributan makhluk gaib dengan sendirinya mengubah arah angin secara cepat dan mendadak,” kilah Amansyah.
“Kondisi ini tentu saja sangat membahayakan pesawat yang secara kebetulan lewat pada posisi yang sama dengan keributan yang terjadi di alam gaib. Pesawat tiba-tiba kehilangan kendali dan dapat mengakibatkan jatuh,” lanjutnya.

Dia mensinyalir musibah jatuhnya pesawat di berbagai tempat dinegeri ini merupakan akibat langsung dari perubahan arah angin yang mendadak ini.

“Harus diakui, musibah terhadap pesawat kita bukan karena unsur teknis semata, melainkan faktor gaib yang lebih berperan,”ujarnya.

Lebih jauh dikatakan, komunitas makhluk gaib umumnya menempati hunian di tempat-tempat seperti pegunungan, hutan atau laut. Sangat jarang yang tinggal di perkotaan. Hal itu ternyata sesuai dengan tragedi jatuhnya pesawat yang lebih banyak terjadi di pegunungan atau hutan.

“Inilah yang mengkhawatirkan saya. Manusia yang saat ini tinggal di pedesaan atau daerah terpencil sangat rawan terinduksi keributan di alam gaib. Apabila komunitas gaib yang sedang bertarung semakin dahsyat, maka perubahan iklim akan semakin tidak menentu. Bencana alam akibat angin dapat terjadi sewaktu-waktu dengan tingkat yang sangat membahayakan,”katanya dengan mimik serius.


Dalam kontemplasinya beberapa waktu lalu, Amansyah mengaku mendapat isyaroh seputar bencana alam akibat perubahan angin ini akan terus terjadi sepanjang urusan manusia dalam menentukan pemimpinnya belum tuntas.
Bahkan parahnya lagi, ketika pemimpin sudah terpilih, mungkin keributan di alam gaib akan terus terjadi.

“Isyaroh yang saya dapatkan cukup mengkhawatirkan. Bencana alam ini akan terjadi di wilayah Utara Jawa dan Indonesia bagian Barat. Dahsyatnya kekuatan angin ini mengakibatkan terjadinya ombak setinggi 10 meter di laut Utara Jawa. Persis tsunami di Aceh,” ujarnya menutup pembicaraan.

AGUS SISWANTO

Currently have 0 komentar: